Senin, 24 Oktober 2016

KAMPAR adalah salah satu kabupaten tertua yang ada di propinsi di riau,begitu banyak cerita yang bisa kita cari dari kampar.mulai dari budaya,adat istiadat,dan juga objek wisata yang ada di kampar.objek wisata yang ada di kampar yang terkenal adalah candi muara takus,salah satu peninggalan agama hindu.banyak turis asing ataupun lokal yang berdatangan di candi muara takus.mulai sekedar berwisata atau pun beribadah bagi agama hindu.adat istiada dan juga budaya nya sangat banyak.contohnya saja adat istiadat untuk pernikahan
Berikut ini foto-foto beberapa ritual dalam acara adat (budaya) resepsi pernikahan di Bangkinang, Kabupaten Kampar dan sekitarnya, bisa juga disebut acara adat (budaya) resepsi pernikahan "ocu deyen."
- Para ibu-ibu dan tetangga dekat sedang memasak untuk acara Resepsi Pernikahan, biasanya diadakan di rumah mempelai perempuan.


Pengantin Laki ke rumah perempuan Adat Budaya Kampar

Di Kabupaten Kampar dari zaman ninik mamak terdahulu, apa bila ada saudara sekampung yang hendak menikah, maka keluarga dari mempelai yang hendak menikah harus memanggil para tetangga kampung untuk membantu kegiatan memasak yang dilakukan 3 hari ataupun sehari sebelum acara resepsi pernikahan berlangsung (hitungan ini tergantung dari keluarga mempelai), karena masyarakat kampar sejak dulu dikenal dengan cara bergotong royong ini pula, maka di kampar jarang sekali yang melakukan "catering" untuk acara pernikahan.

- Acara Shalawatan (Badiqiu)

Badiqiu merupakan suatu acara Budaya sakral yang dilakukan oleh para tokoh-tokoh dan sesepuh adat pada malam hari sebelum acara resepsi pernikahan dilakukan, agar acara pernikahan ini berlangsung dengan hikmat dan keluarga yang baru menjadi keluarga yang utuh hingga akhir hayat.

- Acara Pengantaran Pihak Lelaki ke rumah Pihak Perempuan (Ba'aghak)

Dengan dentuman Rebana dari para tokoh adat ini, menambah kehikmatan nilai budaya yang sakral pada acara pengantaran Pihak Lelaki ke rumah Pihak Perempuan, biasanya shalawatan selalu di kumandang kan hingga akhirnya Pihak Lelaki sampai kerumah Pihak Perempuan.

Akhirnya Mempelai Lelaki sampai juga ke rumah Mempelai Perempuan, dan mereka langsung dipertemukan kemudian di persandingkan.

- Acara Pengantaran Pihak Lelaki dengan membawa Hantaran (Jambau)

Seperti adat di daerah lainnya, hantaran juga berlaku di kabupaten kampar, tetapi tidak terlalu mengikat, "jika mempelai lelaki tidak mampu untuk memberikanhantaran, maka ini tidak di wajibkan untuk membawa hantaran (Jambau), ini bisa kita temui di beberapa daerah saja di kabupaten kampar.

setiap tahun ada pula di selenggarakan budaya yang di laksanakan di sungai kampar,yaitu balimau kasai.yang tepatnya di laksanakan sehari sebelum bulan puasa.seluruh masyarakat yang ada di kampar atau bangkinang berbondong bondong mendatangi sungai kampar untuk mandi balimau/balimau kasai.ada pula budaya yang ada di kampar yang terkenal itu adalah hari raya 6 yang di laksanakan di bangkinang seberang.


 Ada sebuah tradisi yang cukup unik di masyarakat Kampar yaitu Hari Rayo Onam " Hari Raya Enam. Hari raya enam merupakan hari raya setelah melaksanakan puasa enam hari di bulan syawal atau tepatnya pada tanggal 7 syawal. Sebagian besar masyarakat Kampar lebih menganggap dan meriahkan  hari raya enam dibandingkan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal. Hari raya enam ini menurut ninik mamak setempat merupakan hari raya berbagi dan bersilaturrahmi antar sesama baik itu sesama warga setempat maupun dengan warga perantau yang sudah lama meninggalkan kampung halamannya.

                                      

Pada perayaan Hari Raya Enam,perantau asal kampar  wajib pulang kampung, dan harus membawa semua anggota keluarganya dari rantau untuk memperkenalkan sanak saudaranya di kampung halaman. Setiap pelaksanaan acara hari raya enam ini biasanya selalu diisi dengan acara tradisi dan hiburan. Seperti pelaksanaan tahun ini, dari paginya semua warga tersebut berkumpul di salah satu mesjid kemudian mengarak-arak anak yatim kemudian berkumpul dipinggir sungai kampar sambil melakukan makan bersama anak yatim dan seluruh warga perantau yang datang.

Setelah acara jamuan makan diadakan, selanjutnya diadakan pesta rakyat bagi anak-anak generasi muda untuk mempererat tali persaudaraan diantara mereka dengan acara pacu goni dan panjat pinang serta tarik tambang.


DIbeberapa desa di kecamatan bangkinang Seberang, Kecamatan Tambang, Kecamatan Bangkinang Barat dan tempat lainnya di Kabupaten , di H
ari Raya Enam mereka melakukan tradisi ziarah kubur, dan ziarah kubur ini hanya dilakukan oleh kaum laki – laki, mereka masih mempercayai bahwa orang yang telah meninggal dunia masih mempunyai hubungan dengan orang yang masih hidup terutama orang – orang yang dekat dengannya seperti anak – anak dan keluarganya. Untuk menjalin hubungan tersebut maka terjadilah tradisi Ziarah kubur ini yang bertujuan untuk mendoakan para arwah / roh dari orang – orang yang telah meninggal dunia sehingga jiwanya merasa tenang dan tentram didalam kubur.

Ziarah Kubur ini didasari tradisi agama dan kearifan lokal masyarakat Kampar.  Dari tradisi agama, ziarah kubur merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan
oleh nabi Muhammad SAW, karena dengan memberikan doa kepada orang – orang yang telah meninggal dunia mereka percaya dapat memberikan perlindungan dalam kehidupan mereka, dan dengan berziarah kubur, mereka akan lebih mengingat mati dengan demikian dapat meningkatkan keimanan kepada Allah seolah – olah mereka akan mati besok pagi. Sedangkan dari kearifan lokal atau tradisi adat istiadat ziarah kubur ini merupakan suatu kebiasaan ( tradisi ) yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka yang sesuai dengan ajaran Islam. Selain itu tradisi ziarah kubur juga  dapat mempererat hubungan diantara sesama kaum kerabat yang sudah lama terhenti karena kesibukan masing – masing.

Dibeberapa tempat di Kabupaten Kampar ziarah kubur pada hari raya enam, diawali dengan berkumpul disuatu tempat kemudian  bersama- sama melakukan ziarah, berkeliling dari satu kuburan ke kuburan lainnya. Dan ziarah kubur biasaya ditutup dengan makan bersama “Makan Bajambau” (hidangan ditalam).













0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. BLOG ORGANISASI BEM - All Rights Reserved B-Seo Versi 4 by Blog Bamz